Apa saja Dimensi Profil
Pelajar Pancasila ? Ada 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni 1) Dimensi
Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia; 2) Dimensi
Berkebhinekaan Global; 3) Dimensi Bergotong Royong; 4) Dimensi Mandiri; 5) Dimensi
Bernalar Kritis; dan
1.
Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia
Pelajar
Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah
pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami
ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya
sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d)
akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
a. Akhlak
beragama
Pelajar
Pancasila mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari
sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang. Ia juga sadar bahwa dirinya adalah makhluk
yang mendapatkan amanah dari Tuhan sebagai pemimpin di muka bumi yang mempunyai
tanggung jawab untuk mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama manusia dan alam,
serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Pelajar Pancasila senantiasa
menghayati dan mencerminkan sifat-sifat Ilahi tersebut dalam perilakunya di
kehidupan sehari-hari. Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan ini juga menjadi landasan
dalam pelaksanaan ritual ibadah atau sembahyang sepanjang hayat. Pelajar Pancasila
juga aktif mengikuti acara-acara keagamaan dan ia terus mengeksplorasi guna memahami
secara mendalam ajaran, simbol, kesakralan, struktur keagamaan, sejarah, tokoh penting
dalam agama dan kepercayaannya serta kontribusi hal-hal tersebut bagi peradaban
dunia.
b. Akhlak
pribadi
Akhlak
yang mulia diwujudkan dalam rasa sayang dan perhatian pelajar kepada dirinya sendiri.
Ia menyadari bahwa menjaga kesejahteraan dirinya penting dilakukan bersamaan dengan
menjaga orang lain dan merawat lingkungan sekitarnya. Rasa sayang, peduli, hormat,
dan menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas, yakni menampilkan
tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan dipikirkan. Karena menjaga
kehormatan dirinya, Pelajar Pancasila bersikap jujur, adil, rendah hati, bersikap
serta berperilaku dengan penuh hormat. Ia selalu berupaya mengembangkan dan
mengintrospeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.
Sebagai wujud merawat dirinya, Pelajar Pancasila juga senantiasa menjaga kesehatan
fisik, mental, dan spiritualnya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial, dan
aktivitas ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Karena karakternya
ini, ia menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan, serta berkomitmen untuk setia pada ajaran agama dan kepercayaannya
serta nilai-nilai kemanusiaan.
c. Akhlak
kepada manusia
Sebagai
anggota masyarakat, Pelajar Pancasila menyadari bahwa semua manusia setara di hadapan
Tuhan. Akhlak mulianya bukan hanya tercermin dalam rasa sayangnya pada diri
sendiri tetapi juga dalam budi luhurnya pada sesama manusia. Dengan demikian ia
mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan
yang ada dengan orang lain. Pelajar Pancasila mengidentifikasi persamaan dan
menjadikannya sebagai pemersatu ketika ada perdebatan atau konflik. Ia juga
mendengarkan dengan baik pendapat yang berbeda dari pendapatnya, menghargainya,
dan menganalisisnya secara kritis tanpa memaksakan pendapatnya sendiri. Pelajar
Pancasila adalah pelajar yang moderat dalam beragama. Ia menghindari pemahaman
keagamaan dan kepercayaan yang eksklusif dan ekstrim, sehingga ia menolak prasangka
buruk, diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan terhadap sesama manusia baik karena
perbedaan ras, kepercayaan, maupun agama. Pelajar Pancasila bersusila, bertoleransi
dan menghormati penganut agama dan kepercayaan lain. Ia menjaga kerukunan hidup
sesama umat beragama, menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing, tidak memberikan label negatif pada penganut agama
dan kepercayaan lain dalam bentuk apapun, serta tidak memaksakan agama dan kepercayaannya
kepada orang lain. Pelajar Pancasila juga senantiasa berempati, peduli, murah hati
dan welas asih kepada orang lain, terutama mereka yang lemah atau tertindas.
Dengan demikian, ia selalu berupaya aktif menolong orang-orang yang membutuhkan
dan mencarikan solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan kehidupan mereka.
Pelajar Pancasila juga senantiasa mengapresiasi kelebihan orang lain dan mendukung
mereka dalam engembangkan kelebihan itu.
d. Akhlak
kepada alam
Sebagai
bagian dari lingkungan, Pelajar Pancasila mengejawantahkan akhlak mulianya dalam
tanggung jawab, rasa sayang, dan peduli terhadap lingkungan alam sekitar. Pelajar
Pancasila menyadari bahwa dirinya adalah salah satu di antara bagian-bagian
dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi. Ia juga menyadari bahwa sebagai
manusia, ia mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan
Tuhan. Hal tersebut membuatnya menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitar
sehingga ia menjaga agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat
ini maupun generasi mendatang. Ia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan
alam, serta mengambil peran untuk menghentikan perilaku yang merusak dan menyalahgunakan
lingkungan alam. Pelajar Pancasila juga senantiasa reflektif, memikirkan, dan
membangun kesadaran tentang konsekuensi atau dampak dari perilakunya terhadap
lingkungan alam. Kesadarannya ini menjadi dasar untuk membiasakan diri menerapkan
gaya hidup peduli lingkungan, sehingga ia secara aktif berkontribusi untuk
menjaga kelestarian lingkungan.
e. Akhlak
bernegara
Pelajar
Pancasila memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara
yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara. Ia menempatkan kemanusiaan,
persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi. Akhlak pribadinya mendorong Pelajar Pancasila untuk
peduli dan membantu sesama, untuk bergotong-royong. Ia juga mengutamakan musyawarah
dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, sebagai dampak dari akhlak
pribadinya dan juga akhlaknya terhadap sesama. Keimanan dan ketakwaannya juga mendorongnya
untuk aktif menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai
wujud cinta yang dimilikinya untuk negara.
2.
Dimensi Berkebhinekaan Global
Pelajar
Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran
terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling
menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan
dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal
dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan
sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
a.
Mengenal dan menghargai budaya
Pelajar
Pancasila mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok
berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara komunikasi, dan budayanya, serta mendeskripsikan
pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi
anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.
b.
Komunikasi dan interaksi antar budaya
Pelajar
Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dari dirinya secara setara dengan
memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan setiap budaya
sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati
terhadap sesama.
c.
Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Pelajar
Pancasila secara reflektif memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebinekaannya
agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda,
termasuk perundungan, intoleransi dan kekerasan, dengan mempelajari keragaman budaya
dan mendapatkan pengalaman dalam kebinekaan. Hal ini membuatnya menyelaraskan perbedaan
budaya agar tercipta kehidupan yang setara dan harmonis antarsesama.
d.
Berkeadilan Sosial
Pelajar
Pancasila peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan keadilan sosial di
tingkat lokal, regional, nasional, danglobal. Ia percaya akan kekuatan dan potensi
dirinya sebagai modal untuk menguatkan demokrasi, untuk secara aktif-partisipatif
membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi
pada pembangunan yang berkelanjutan.
3.
Dimensi Bergotong Royong
Pelajar
Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan
dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah
kolaborasi, kepedulian, dan berbagi
a.
Kolaborasi
Pelajar
Pancasila memiliki kemampuan kolaborasi, yaitu kemampuan untuk bekerja bersama dengan
orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan
menunjukkan sikap positif terhadap orang lain. Ia terampil untuk bekerja sama dan
melakukan koordinasi demi mencapai tujuan bersama dengan mempertimbangkan keragaman
latar belakang setiap anggota kelompok. Ia mampu merumuskan tujuan bersama, menelaah
kembali tujuan yang telah dirumuskan, dan mengevaluasi tujuan selama proses bekerja
sama. Ia juga memiliki kemampuan komunikasi, yaitu kemampuan mendengar dan
menyimak pesan dan gagasan orang lain, menyampaikan pesan dan gagasan secara efektif,
mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi, dan memberikan umpan-balik secara
kritis dan positif. Pelajar Pancasila juga menyadari bahwa ada saling-ketergantungan
yang positif antar-orang. Melalui kesadaran ini, ia memberikan kontribusi optimal
untuk meraih tujuan bersama. Ia menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya semaksimal
mungkin dan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan anggota lain dalam
kelompoknya.
b.
Kepedulian
Pelajar
Pancasila memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi di lingkungan
fisik dan sosial. Ia tanggap terhadap kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat
untuk menghasilkan kondisi yang lebih baik. Ia merasakan dan memahami apa yang
dirasakan orang lain, memahami perspektif mereka, dan menumbuhkan hubungan dengan
orang dari beragam budaya yang menjadi bagian penting dari kebinekaan global. Ia
memiliki persepsi sosial yang baik sehingga ia memahami mengapa orang lain
bereaksi tertentu dan melakukan tindakan tertentu. Ia memahami dan menghargai
lingkungan sosialnya, serta menghasilkan situasi sosial yang sejalan dengan
pemenuhan kebutuhan berbagai pihak dan pencapaian tujuan.
c.
Berbagi
Pelajar
Pancasila memiliki kemampuan berbagi, yaitu memberi dan menerima segala hal
yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama, serta mau dan mampu menjalani kehidupan
bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada di
masyarakat secara sehat. Melalui kemampuan berbagi, ia mampu dan mau memberi
serta menerima hal yang dianggap berharga kepada/dari teman sebaya, orang-orang
di lingkungan sekitarnya, dan lingkungan yang lebih luas. Ia mengupayakan diri
dan kelompoknya untuk memberi hal yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang
yang membutuhkan baik di lingkungannya maupun di masyarakat yang lebih luas
(negara dan dunia).
4.
Dimensi Mandiri
Pelajar
Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran
akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
a.
Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Pelajar
Pancasila yang mandiri senantiasa melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya
dan situasi yang dihadapi mencakup refleksi terhadap kondisi diri, baik
kelebihan maupun keterbatasan dirinya, serta situasi dan tuntutan perkembangan
yang dihadapi. Hal ini akan membuat ia mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan
dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. Kesadaran tersebut
akan membantunya untuk dapat menetapkan tujuan pengembangan diri yang sesuai dengan
kondisi diri dan situasi yang dihadapi, memilih strategi yang sesuai, serta mengantisipasi
tantangan dan hambatan yang mungkin terjadi.
b.
Regulasi diri
Pelajar
Pancasila yang mandiri mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk
mencapai tujuan belajar dan pengembangan dirinya baik di bidang akademik maupun
non akademik. Ia mampu menetapkan tujuan pengembangan dirinya serta merencanakan
strategi untuk mencapainya dengan didasari penilaian atas kemampuan dirinya dan
tuntutan situasi yang dihadapinya. Pelaksanaan aktivitas pengembangan diri dapat
dikendalikan olehnya sekaligus menjaga perilaku dan semangat agar tetap optimal
untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Ia senantiasa memantau dan mengevaluasi upaya
yang dilakukan dan hasil yang dicapainya. Ketika menemui permasalahan dalam belajar,
ia tidak mudah menyerah dan akan berusaha mencari strategi atau metode yang lebih
sesuai untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuannya.
5. Dimensi Bernalar Kritis
Pelajar
yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh
dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam mengambilan keputusan.
a.
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Pelajar
Pancasila memproses gagasan dan informasi, baik dengan data kualitatif maupun kuantitatif.
Ia memiliki rasa keingintahuan yang besar, mengajukan pertanyaan yang relevan, mengidentifikasi
dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh, serta mengolah informasi
tersebut. Ia juga mampu membedakan antara isi informasi atau gagasan dari penyampainya.
Selain itu, ia memiliki kemauan untuk mengumpulkan data atau fakta yang berpotensi
menggugurkan opini atau keyakinan pribadi. Berbekal kemampuan tersebut, Pelajar
Pancasila dapat mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi dari
berbagai sumber yang relevan dan akurat.
b.
Menganalisis dan mengevaluasi penalaran.
Pelajar
Pancasila menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam pengambilan
keputusan dan tindakan dengan melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan
dan informasi yang ia dapatkan. Ia mampu menjelaskan alasan yang relevan dan akurat
dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Akhirnya, ia dapat
membuktikan penalarannya dengan berbagai argumen dalam mengambil suatu simpulan
atau keputusan.
c.
Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri.
Pelajar
Pancasila melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pemikirannya sendiri
(metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir tersebut
sehingga ia sampai pada suatu simpulan. Ia menyadari proses berpikirnya beserta
putusan yang pernah dihasilkannya, dan menyadari perkembangan serta keterbatasan
daya pikirnya. Hal ini membuatnya menyadari bahwa ia dapat terus mengembangkan
kapasitas dirinya melalui proses refleksi, usaha memperbaiki strategi, dan gigih
dalam mengujicoba berbagai alternatif solusi. Selain itu, ia memiliki kemauan untuk
mengubah opini atau keyakinan pribadi tersebut jika memang bertentangan dengan
bukti yang ada.
6.
Dimensi Kreatif
Pelajar
yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan.
a.
Menghasilkan gagasan yang orisinal
Pelajar
yang kreatif menghasilkan gagasan atau ide yang orisinal. Gagasan ini terbentuk
dari yang paling sederhana seperti ekspresi pikiran dan/atau perasaan sampai dengan
gagasan yang kompleks. Perkembangan gagasan ini erat kaitannya dengan perasaan
dan emosi, serta pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan oleh pelajar tersebut
sepanjang hidupnya. Pelajar yang kreatif memiliki kemampuan berpikir kreatif, dengan
mengklarifikasi dan mempertanyakan banyak hal, melihat sesuatu dengan
perspektif yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan yang ada, mengaplikasikan
ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi persoalan, dan memunculkan berbagai
alternatif penyelesaian.
b.
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Pelajar
yang kreatif menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal berupa representasi kompleks,
gambar, desain, penampilan, luaran digital, realitas virtual, dan lain
sebagainya. Ia menghasilkan karya dan melakukan tindakan didorong oleh minat
dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan mempertimbangkan
dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, pelajar yang kreatif cenderung
berani mengambil risiko dalam menghasilkan karya dan tindakan.
c.
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Pelajar
yang kreatif memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
yang ia hadapi. Ia mampu menentukan pilihan ketika dihadapkan pada beberapa alternatif
kemungkinan untuk memecahkan permasalahan. Ia juga mampu mengidentifikasi, membandingkan
gagasan-gagasan kreatifnya, serta mencari solusi alternatif saat pendekatan yang
diambilnya tidak berhasil. Pada akhirnya, pelajar kreatif mampu bereksperimen
dengan berbagai pilihan secara kreatif Ketika menghadapi perubahan situasi dan
kondisi
Demikian penjelasan tantang Dimensi,
Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila.Semoga ada manfaatnya, terima
kasih
EmoticonEmoticon